Berita

Medan Sugar Industry Perusahaan Gula Rafinasi Pertama di Indonesia Yang Menggunakan Biomassa

Medan Sugar Industry Perusahaan Gula Rafinasi Pertama di Indonesia Yang Menggunakan Biomassa

Jakarta, 9 Juni 2025 – PT Medan Sugar Industry (MSI), anak perusahaan dari Samora Group, yang beroperasi sejak tahun 2013, dirancang dengan sistem operasi ramah lingkungan, menggunakan bahan bakar terbarukan (biomassa) yang berasal dari limbah pertanian dan perkebunan sebagai sumber utama energi. Dengan pendekatan ini, MSI menjadi perusahaan gula rafinasi pertama di Indonesia yang beroperasi tanpa ketergantungan pada bahan bakar fosil. 

Langkah ini sejalan dengan komitmen Samora Group dalam mendorong ekonomi sirkular karena fleksibilitas pemakaian biomassa memberdayakan berbagai jenis limbah lokal seperti cangkang kelapa sawit (palm kernel shell), fiber, dan tandan kosong (empty fruit bunch) sebagai sumber utama energi. Inisiatif ini menjadi salah satu bagian dari strategi keberlanjutan jangka panjang perusahaan. 

Pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar membuat gula rafinasi MSI memiliki intensitas  emisi gula yang 50% jauh lebih rendah diibandingkan pabrik rafinasi berbahan bakar batubara. Dengan memilih gula MSI, pelanggan tidak hanya mendapatkan produk berkualitas, tetapi juga turut mengambil langkah nyata dalam mengurangi emisi Scope 3 dalam rantai pasok mereka. Hal ini mendukung upaya perusahaan pelanggan MSI dalam menjalankan praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan serta memperkuat komitmen mereka terhadap target Net Zero Carbon. 

"Sebagai bagian dari Agroindustri, kami percaya bahwa keberlanjutan lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab kami. Oleh karena itu, kami selalu berupaya memastikan setiap produk kami membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar" ujar Yohan Setiawan, CEO Samora Group.

Dari data konsumsi biomassa, MSI mencatat penggunaan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir:

 

 

MSI pun secara aktif menghitung emisi karbon dari pembakaran biomassa sesuai dengan pendekatan emisi inklusive, yaitu tetap melaporkan emisi biogenik dalam inventaris gas rumah kaca (GRK), meskipun secara teori dianggap netral karbon. Hal Ini dilakukan untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan emisi perusahaan.  

Perhitungan ini menjadi bagian dari validasi target iklim Samora Group yang telah divalidasi oleh Science Based Targets initiative (SBTi), memastikan bahwa seluruh emisi termasuk dari biomassa yang dilaporkan secara ilmiah dan terukur. Setiap tahun perusahaan mengeluarkan perhitungan emisi beserta pencapaian dalam pemenuhan target yang sudah ditentukan SBTi. Perhitungan emisi ini juga diperlukan untuk memberikan nilai intensitas emisi spesifik dari gula produksi MSI yang akan digunakan oleh pelanggan dalam menghitung emisi dari hasil produksi mereka. 

Ke depan, Samora Group bersama seluruh anak perusahaannya akan terus mendorong inovasi berbagai sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan sebagai bagian dari transisi menuju operasional yang rendah karbon. Inisiatif ini tidak hanya mencerminkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan, tetapi juga sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam mewujudkan target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060.

Read More

Berita

Target Net Zero Samora Group Telah Divalidasi SBTi, Perkuat Komitmen sebagai Pelopor Industri Hijau di Indonesia

Target Net Zero Samora Group Telah Divalidasi SBTi, Perkuat Komitmen sebagai Pelopor Industri Hijau di Indonesia

Jakarta, 2 Juni 2025 – Samora Group adalah induk perusahaan (terdiri dari 3 pabrik gula rafinasi dan 1 pabrik gula kristal putihpertama di Indonesia yang berkomitmen dan berhasil mendapatkan validasi net-zero target dari Science Based Targets initiative (SBTi). Capaian ini menandai tonggak penting dalam transformasi berkelanjutan Samora Group dan menegaskan peran aktif perusahaan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. 

 

 

 

SBTi merupakan organisasi aksi iklim global yang memungkinkan perusahaan dan institusi keuangan untuk berkontribusi secara ilmiah dalam menanggulangi krisis iklim. Melalui pengembangan standar, alat, dan panduan yang ketat, SBTi membantu perusahaan menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) yang selaras dengan upaya menjaga pemanasan global di bawah 1,5°C dan mencapai net-zero paling lambat tahun 2050. Inisiatif ini merupakan kolaborasi antara CDP, United Nations Global Compact, World Resources Institute (WRI), dan World Wide Fund for Nature (WWF). 

Validasi dari SBTi merupakan pengakuan atas pendekatan ilmiah dan terukur yang kami tempuh dalam perjalanan dekarbonisasi. Samora Group percaya bahwa masa depan yang lebih hijau membutuhkan upaya bersama dan kami berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusinya,” ujar Yohan Setiawan, Chief Executive Officer Samora Group. 

Sebelumnya, Samora Group menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pertama di Indonesia yang  telah menyelesaikan Corporate Assistance Program dari KADIN Net Zero Hub (NZH) pada tahun 2023. 

Langkah Strategis Menuju Net-Zero 

Dalam menghitung dan memverifikasi emisi GRK, Samora Group berpedoman pada standar internasional GHG Protocol, yang mencakup: 

Scope 1: Emisi langsung dari aktivitas perusahaan, seperti penggunaan bahan bakar di boiler dan kendaraan operasional. 

Scope 2: Emisi tidak langsung dari konsumsi listrik dan energi yang dibeli. 

Scope 3: Emisi tidak langsung dari seluruh rantai nilai, termasuk bahan baku, distribusi, dan penggunaan produk. 

Selain emisi sektor energi dan industri (Non-FLAG), Samora Group juga menginventarisasi emisi dari sektor Forestry, Land, and Agriculture (FLAG) yang mencakup penggunaan bahan baku pertanian seperti tebu dan raw sugar. Semua perhitungan dilakukan sesuai panduan dan klasifikasi FLAG SBTi, termasuk emisi penggunaan lahan (land-use change), manajemen lahan, dan bioenergi. 

Komitmen Target 2030 

Samora Group menargetkan: 

  • Penurunan emisi absolut sebesar 42% pada Scope 1 & 2 sektor Non-FLAG (dibandingkan tahun dasar 2022). 
  • Penurunan emisi Scope 3 dari aktivitas tidak langsung seperti pembelian barang dan jasa, transportasi hulu, dan pengolahan produk terjual. 
  • Di sektor FLAG: Target pengurangan emisi Scope 1 & 3 sebesar 30,3%, serta eliminasi deforestasi di rantai pasok utama sebelum akhir 2025. 

Komitmen Target 2050 

Samora Group menargetkan: 

  • Penurunan emisi absolut sebesar 90% untuk Scope 1 dan 2 sektor Non-FLAG. 
  • Sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan, Samora Group mendorong kolaborasi dengan seluruh mitra rantai pasok untuk menurunkan emisi tidak langsung (Scope 3) di sektor Non-FLAG. Perusahaan menargetkan penurunan emisi hingga 90% pada tahun 2050, mencakup aktivitas seperti pembelian bahan baku, distribusi, penggunaan energi, dan pengolahan produk terjual. Target ini juga mencakup emisi dari lahan dan bioenergi, termasuk biomassa dan biodiesel. 
  • Penurunan sebesar 72% untuk Scope 1 & 3 sektor FLAG. 

Seluruh target ini disusun mengikuti skenario 1,5°C, sebagaimana diatur oleh SBTi untuk mendukung upaya global mencapai net-zero paling lambat tahun 2050. 

Menuju Masa Depan Berkelanjutan 

Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan komitmen Samora Group terhadap pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab, tetapi juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk membangun bisnis yang adaptif terhadap perubahan, tangguh, dan berkelanjutan, sejalan dengan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).

Read More

Berita